coba bangkitkan lagi
Kamis, 21 Maret 2024
Minggu, 28 Februari 2016
7an dan manfaat berlatih karate untuk anak
Saat
ini banyak kegiatan ekstra-kurikuler di sekolah yang melibatkan anak-anak dalam
kegiatan olahraga, salah satu yang paling populer adalah Karate. Sebelum para
orangtua melibatkan anak-anak mereka dalam kegiatan berlatih Karate, sebaiknya
harus dipahami sejauh mana fungsi dan tujuan berlatih Karate bagi anak-anak.
Menurut para ahli kesehatan, tidak dianjurkan anak-anak di bawah usia delapan tahun untuk terlibat dalam olahraga yang melibatkan kontak fisik dan benturan yang keras. Karena itu, pola latihan Karate di Yamabushi Karate Dojo dibedakan untuk usia anak-anak dan dewasa. Hal ini mengacu pula pada tujuan dan fungsi pelatihan Karate khususnya untuk anak-anak, yaitu untuk menumbuhkan motivasi yang berhubungan dengan sisi kognitif, afektif, serta psikomotorik, di antaranya yaitu menanamkan sikap disiplin, rasa hormat, pengendalian diri, dan melatih fokus.
Jadi, tidak serta merta latihan Karate untuk anak-anak itu harus keras, ekstrem, dan melibatkan benturan-benturan yang berbahaya. Porsi latihan harus disesuaikan dengan tingkat kematangan murid, baik secara fisik maupun psikis. Dengan metode dan pola latihan yang benar, diharapkan tujuan berlatih Karate selain melatih kemampuan beladiri juga bisa berhasil meningkatkan prestasi anak-anak, baik prestasi akademik di sekolah maupun prestasi moral dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu dipahami bahwa berlatih Karate tidak hanya sebatas aktivitas fisik dengan cara memukul, menendang, dan berteriak. Karena itu, salah besar jika orangtua melibatkan anak-anak mereka dalam kegiatan Karate hanya supaya anaknya menjadi hebat berkelahi atau menjadi juara di berbagai ajang pertandingan. Aspek fisik karate memang memiliki dampak positif pada pertumbuhan jasmani, tapi lebih dari itu pelatihan Karate juga memiliki pengaruh pada pikiran anak-anak. Karate mengajarkan anak-anak bagaimana untuk mendengarkan, belajar, bersosialisasi, serta menang dan kalah secara bermartabat. Banyak manfaat dan aspek positif yang akan didapat anak-anak dengan berlatih Karate. Namun semua itu tentunya sangat tergantung bagaimana para orangtua memilih dojo dan instruktur Karate yang tepat untuk anak-anak.
Menurut para ahli kesehatan, tidak dianjurkan anak-anak di bawah usia delapan tahun untuk terlibat dalam olahraga yang melibatkan kontak fisik dan benturan yang keras. Karena itu, pola latihan Karate di Yamabushi Karate Dojo dibedakan untuk usia anak-anak dan dewasa. Hal ini mengacu pula pada tujuan dan fungsi pelatihan Karate khususnya untuk anak-anak, yaitu untuk menumbuhkan motivasi yang berhubungan dengan sisi kognitif, afektif, serta psikomotorik, di antaranya yaitu menanamkan sikap disiplin, rasa hormat, pengendalian diri, dan melatih fokus.
Jadi, tidak serta merta latihan Karate untuk anak-anak itu harus keras, ekstrem, dan melibatkan benturan-benturan yang berbahaya. Porsi latihan harus disesuaikan dengan tingkat kematangan murid, baik secara fisik maupun psikis. Dengan metode dan pola latihan yang benar, diharapkan tujuan berlatih Karate selain melatih kemampuan beladiri juga bisa berhasil meningkatkan prestasi anak-anak, baik prestasi akademik di sekolah maupun prestasi moral dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu dipahami bahwa berlatih Karate tidak hanya sebatas aktivitas fisik dengan cara memukul, menendang, dan berteriak. Karena itu, salah besar jika orangtua melibatkan anak-anak mereka dalam kegiatan Karate hanya supaya anaknya menjadi hebat berkelahi atau menjadi juara di berbagai ajang pertandingan. Aspek fisik karate memang memiliki dampak positif pada pertumbuhan jasmani, tapi lebih dari itu pelatihan Karate juga memiliki pengaruh pada pikiran anak-anak. Karate mengajarkan anak-anak bagaimana untuk mendengarkan, belajar, bersosialisasi, serta menang dan kalah secara bermartabat. Banyak manfaat dan aspek positif yang akan didapat anak-anak dengan berlatih Karate. Namun semua itu tentunya sangat tergantung bagaimana para orangtua memilih dojo dan instruktur Karate yang tepat untuk anak-anak.
Kegunaan latihan senjata
Ini adalah sebuah pertanyaan yang sering di tanyakan oleh
kebanyakan seniman beladiri. Penggunaan sebuah senjata memiliki percabangan
moral dan legal yang membuat latihan senjata kuno kurang menarik, namun disisi
lain masih memiliki daya tarik tersendiri.
Banyak seniman beladiri yang berlatih atau
mempelajari senjata hanya murni sebagai olah raga (sport) sebagaimana yang
mereka lakukan terhadap bentuk-bentuk beladiri lainnya. Kata (jurus) beladiri
senjata, seperti kata beladiri tangan kosong di buat atau di modifikasi agar
memberikan daya tarik untuk olah raga (sport) daripada untuk aplikasi praktis
atau aplikasi tradisional. Hal ini lebih di dasarkan atas daya tarik estetik
atau perasaan yang menimbulkan rasa “wah” dari kebanyakan senjata sebagaimana
yang di gambarkan di film-film dan televisi.
Seniman beladiri lainnya membenarkan
latihan senjata dengan menyamakan antara senjata tertentu dengan benda-benda
umum yang dapat di gunakan sebagai ganti senjata aslinya. Sebagai contoh,
menggunakan sapu atau sebatang kayu sebagai gantinya bo atau jo. Hal ini
menjadi alasan yang bisa di terima untuk latihan kata (jurus) senjata, tetapi
jika memang sebuah sapu atau benda lainnya yang akan di gunakan sebagai
senjata, adalah lebih baik jika latihan saja dengan sapu atau benda lainnya.
Apabila kita latihan senjata untuk
kepentingan daya tarik estetik dalam sport atau mencari alat pengganti yang
praktis untuk senjata aslinya agar peralatan-peralatan modern dapat di gunakan
sebagai ganti senjata aslinya, maka kita kehilangan pesan tersembunyi di dalam
teknik yang paling mendasar dari latihan senjata. Untuk memahami lebih baik
dari pemikiran di balik latihan senjata, kita perlu belajar tidak hanya hal-hal
yang spesifik dari senjata tersebut, tetapi keseluruhannya.
Sebuah senjata hanyalah sebuah alat. Di
dalam kehidupan kita sehari-hari, kita menggunakan alat untuk meningkatkan
fungsi-fungsi manual tertentu. Tulisan artikel ini contohnya. Artikel ini bisa
di tulis dengan tulisan tangan, tetapi kualitas, kecepatan dan keakuratan
tulisan bisa sangat di tingkatkan dengan penggunaan word processor. Alat-alat
yang kita gunakan bisa sangat rumit atau sangat sederhana. Sebuah pengungkit
untuk memindahkan batu yang besar adalah alat yang sederhana yang hanya
membutuhkan pengetahuan yang sedikit untuk menggunakannya, sedangkan computer
adalah alat yang rumit yang membutuhkan pengetahuan yang banyak untuk
menggunakannya. Alat-alat bisa meningkatkan efisiensi dan kepraktisan
tugas-tugas manual. Tanpa alat-alat pekerjaan kita akan lebih sulit.
Untuk menggunakan alat apa saja, bahkan
yang paling sederhana, membutuhkan pengetahuan dasar tertentu yang akan menjadi
aksi refleks alam sadar. Menggunakan word processor contohnya, tugas mengetik
masuk ke pikiran. Anggap saja kita bisa membaca dan menulis, kata-kata yang
muncul di layar monitor dan akhirnya di atas kertas di transfer dari otak ke
ujung jari-jari sebagaimana yang di pikirkan. Ini adalah aksi refleks alam
sadar. Dengan kata lain, di saat mengetik, jari-jari dapat mencari
tombol-tombol yang benar untuk membentuk kata-kata tanpa harus memikirkan
letaknya setiap masing-masing tombol, tetapi aksi ini harus di pelajari.
Aksi-aksi refleks yang umum seperti berkedip atau bernafas tidak perlu di
pelajari, tetapi aksi-aksi refleks alami perlu di pelajari.
Senjata karate pun tidak terkecuali,
mereka adalah alat-alat yang sederhana. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
power, menambah jangkauan dan menyediakan proteksi diri. Senjata tersebut juga
menambah dimensi lain dalam latihan. Usaha fisik yang lebih di perlukan dalam
memegang senjata, dengan demikian akan meningkatkan kekuatan dan stamina.
Karena daya ungkit dan momentum dari ayunan, latihan senjata dapat di anggap
sebagai bentuk latihan beban dan gerak badan. Dengan peningkatan dalam
kesadaran masyarakat umum akan kesehatan, segala upaya untuk meningkatkan
kesehatan akan selalu di sambut dengan baik.
Angkat beban adalah sebuah cara untuk
meningkatkan kekuatan dan kegunaan dari tubuh kita sendiri. Beban dapat
meningkatkan otot dan kekuatan tetapi hanya bisa sedikit meningkatkan refleks-refleks
alami. Bebannya (barbell) di angkat diatas kepala atau di atas dada dalam garis
lurus dan meningkatkan otot hanya di satu area saja. Latihan senjata sebagai
bentuk latihan beban meningkatkan kekuatan dalam gerakan dan aplikasi, tetapi
tidak menambah otot dan kekuatan yang dapat diperoleh dari mengangkat beban
“mati”. Latihan senjata menambah dimensi lain dalam gerakan yang di ciptakan
saat menggunakan senjata, melatih otot-otot bersamaan dengan melakukan
serangan. Hal ini dapat meningkatkan kekuatan di dalam gerakan itu sendiri.
Untuk memahami secara keseluruhan dari
latihan senjata, adalah penting untuk juga memahami tujuan kata (jurus).
Sebagaimana di jelaskan, kata adalah suatu rangkaian teknik dan langkah kaki di
dalam satu set urutan dan pola. Kata juga adalah merupakan suatu cara untuk
meningkatkan aksi-aksi refleks
alam sadar. Dengan kata lain, kata melatih tubuh, lengan, kaki dan pikiran
untuk bereaksi terhadap situasi tanpa harus “berpikir” terlebih dulu terhadap
setiap gerakan. Kata meningkatkan aksi-aksi refleks.
Kembali ke contoh mengetik, mereka yang
tidak pernah mengetik dan kita yang ingat pengalaman pertama kita tahu bahwa
betapa menghabiskan waktu dan sulit untuk mengetik sebuah dokumen yang besar,
dengan harus mencari setiap tombol huruf untuk di ketik. Apalagi yang mengetik
dengan menggunakan 10 jari. Tetapi saat skill meningkat, sangatlah mungkin
sekali untuk mengetahui kesalahan yang di buat bahkan tanpa melihat pada tombol
atau kertas. Aksi-aksi refleks dapat di pelajari dan kata (jurus) adalah cara
yang di gunakan untuk mempelajari aksi-aksi refleks beladiri.
Mempelajari gerakan senjata dan langkah
kaki (footwork) jurus (kata) beladiri senjata dan membandingkannya dengan
teknik-teknik beladiri tangan kosong adalah merupakan nilai yang sesungguhnya
dari latihan senjata. Sebagaimana di jelaskan di awal bahwa semua kata (jurus)
meningkatkan aksi-aksi refleks. Gerakan-gerakan alami kata tangan kosong adalah
pararel dengan kata senjata dan perpanjangan gerakan-gerakan dan teknik-teknik bawah
sadar di tanamkan ke dalam otak untuk penggunaan di masa depan. Fokus ini tidak
hanya menguatkan teknik-teknik senjata tetapi juga menguatkan banyak
teknik-teknik tangan kosong yang paralel dengan teknik senjata.
Mereka yang familiar dengan katana mengetahui
nilai-nilai latihan pedang. Otot-otot di bagian lengan bawah dan lengan bagian
belakang meningkat, bersamaan dengan di ayunkannya katana ke arah bawah.
Gerakan atau posisi yang hampir tidak kentara dalam memegang katana saat
mengayunkannya meningkatkan kekuatan pada jari-jari telunjuk dan lengan untuk
serangan tangan kosong.
Satu alasan terakhir untuk latihan senjata
adalah untuk melestarikan nilai-nilai artistik dari cara bertempur kuno. Kita
selalu berusaha untuk melestarikan masa lalu dengan meletakkan relik-relik di
museum atau melalui koleksi-koleksi benda-benda seni. Usaha yang di keluarkan
dalam penggunaan senjata-senjata kuno ini sebagai benda-benda perang juga
jangan sampai di lupakan.
Senjata mungkin kurang menarik pada zaman
sekarang ini karena kurang praktis dalam penggunaan sehari-hari sebagaimana
digunakannya di zaman dulu, tetapi peningkatan teknik-teknik tangan kosong,
refleks-refleks dan peningkatan fisik yang di dapat dari latihan senjata adalah
lebih dari cukup sebagai alasan untuk latihan senjata. Dengan latihan ini,
datanglah perasaan percaya diri, kesehatan dan satu langkah lebih maju dalam
penguasaan diri sendiri.
Jumat, 06 Desember 2013
Yamabushi dojo mengembangkan sayap ke ranah Pesantren
Setelah beberapa tahun berkiprah di dunia karate di tanah air, akhirnya Yamabushi karate dojo mulai memasuki ranah pesantren. Sesuai visi dan misi perguruan untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta membangun generasi muslim yang "tangguh", maka pengurus besar Yamabushi karate dojo menjalin kerja sama dengan pembina dan pengelola Ponpos Modern Al Ghozali Bogor, Jawa Barat. Insya ALLAH awal semester genap tahun ajaran 2013 - 2014 kegiatan latihan akan secara resmi di mulai, setelah di dahului dengan perkenalan yang di isi dengan demo dan peragaan KATA, bunkai dan Goshin jutsu yang di bawakan oleh anggota Yamabushi Dojo unit UIN Syarif Hidayatullah pada acara pekan Muharam di lapangan Ponpes Al Ghozali, Bogor.
Rabu, 10 Oktober 2012
berita gembira
Atas berkat Rahmat ALLAH Yang Maha Kuasa, dan dengan didorong keinginan luhur untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, maka Insya ALLAH Kami buka satu Unit latihan Yamabushi Karate Dojo di POLTEK Negeri Samarinda, Kalimantan Timur.
untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi langsung pengurus UKM POLTEK Negeri Samarinda atau dapat menghubungi langsung Senpai Ridwan Ramadhan Manius
Jumat, 10 Agustus 2012
The Founder of Yamabushi
Para pendiri Yamabushi Karate Aiki Kobudo Indonesia
1. Suwito Hadi Suherman / Yamabushi no Kancho
2. Mayor laut (P) Ario Sasongko
3. Firdaus Saiful Alam / Gojuindo dai shihan
4. Rahmad Nurhadi
5. Annisa Novitasari
6. Bhakti prio sejati
7. Syaifil ardhi iriansyah
8. Sutrisno Pujohanjoko
Langganan:
Komentar (Atom)









